Wednesday, November 19, 2008

Old Memories chapter 2


Ada setitik cahaya kuning disana,
Indah, sungguh berkilau,
Tapi dimakan kelamnya hujan.
Ada sesuatu yang kurasakan,
dari pantulan titik cahaya kuning itu,
yang mengkristal di butir-butir hujan.
Tetesan yang membasahi, menyirami,
Setiap makhluk di bawahnya.

Berteduhlah....
Di bawah jembatan itu makhluk kecil...
Kuatkanlah tubuhmu.
Aku tahu engkau kedinginan,
Seperti hatiku yang membeku.

Saat angin mulai bertiup semakin kencang,
dan Butir-butir tarian indah itu seakan mengiringi tarian pohon,
Wahai makhluk kecil, sungguhkah engkau terlindungi disana?
Karena aku tahu, kamu kuyup terbasahi...

Saat melodi lagu pun memaksaku melihatmu,
Memandanginmu,
Menikmatimu dengan penuh hasrat,
Wahai sinar kuning...
Tahukah kamu,
bahwa begitu suci dirimu...

Sinar kuning,
Kau menahan dan mencegah dingin itu masuk dan merasuki dia...
Meneranginya,
Sehingga tubuh mungil itu tetep mampu dialiri darahnya,
Membangkitkan sebuah pelita kecil,
Dalam kelamnya hujan ini.

Ingin juga aku menyerahkan diriku padamu..
Merasakan sinarmu menyentuhku..
Membangkitkanku..
dari air yang merendamku..
Wahai cahaya kuning,
aku tahu kamu sengaja hadir untukku..
Dan untuk itu aku semakin kuat...


Jakarta, 26-02-2003




1 comment:

Anonymous said...

buset.. 2003. bukannya sekolah malah bikin2 puisi. mwakaka